Wireless Sensor Network Applications Resume

 


Embedded Wireless Sensor Network System yang inovatif untuk Structural Health Monitoring dalam Struktur (Reinforced Concrete) RC


Strategi maintenance berdasarkan Structural Health Monitoring dapat memberikan dukungan efektif dalam mengoptimalkan perbaikan struktur yang telah terjadwal, yang memungkinkan masa pakainya dapat diperpanjang. Dengan fokus khusus pada struktur Reinforced Concrete (RC), yang nampaknya masih kurang teknik yang efisien dan hemat biaya dan mampu memantau tekanan dalam terus menerus sepanjang masa lifetimenya. Solusi saat ini biasanya hanya dapat mengukur variabel mekanis yang dibutuhkan secara tidak langsung.

Selain itu, sebagian besar solusi yang diusulkan dapat diimplementasikan hanya dengan aktivasi manual, sehingga pemantauannya sangat tidak. Penelitian ini membahas solusi Structural Health Monitoring berdasarkan jaringan sensor nirkabel (wireless sensor network / WSN) yang memungkinkan pemantauan otomatis struktur Reinforced Concrete (RC). Jaringan terdiri dari sensor terdistribusi nirkabel yang disematkan di dalam struktur itu sendiri yang dapat disesuaikan untuk pemantauan digital konstruksi inovatif, seperti 3D printing, sehingga memungkinkan terciptanya struktur cerdas sesuai dengan persyaratan Industri 4.0.

Wireless Sensor Network (WSN) yang disajikan dalam penelitian ini  mampu mengukur sifat beton secara langsung berkat penyisipan sensor pada unit yang diuji; Dengan kemampuan nirkabel mereka, node dapat diintegrasikan dengan aman di dalam bangunan tanpa menimbulkan masalah keamanan. Konfigurasi nirkabel juga diperluas ke aspek pengisian ulang, dengan modul transfer daya nirkabel induktif. Skema representasi dari keseluruhan solusi SHM ditunjukkan pada Gambar dibawah.

Komponen utama dari solusi SHM

Pada node nya adalah sistem elektronik yang terpasang pada struktur yang diuji, dalam hal ini lempeng atau Reinforced Concrete (RC). Node disini mencakup sistem yang bertugas mengatur pengukuran tegangan dan suhu berkat sensor yang terhubung dengannya, yang ditransmisikan langsung ke hub (disebut konsentrator). Perlu dicatat bahwa hanya pengukuran tegangan dan suhu yang dipertimbangkan dalam penelitian ini namun sifat lainnya dapat diukur melalui perangkat lain yang dilengkapi pada node.

Sistem ini sepenuhnya otomatis, dan antarmuka dengan pengguna terbatas pada dua titik, seperti yang dapat kita lihat pada Gambar dibawah  hub selama analisis laporan dan pada node selama prosedur pengisian ulang.

Sistem pengisian wireless

Sistem pengisian wireless harus memiliki efisiensi yang tinggi  dan frekuensi rendah Oleh karena itu diperlukan sistem pengisian daya nirkabel dengan efisiensi tinggi dan efisiensi tinggi untuk mentransfer energi yang dibutuhkan dari node.

Low Power Architecture

Untuk menjamin masa pakai baterai yang cukup lama dapat dihindari kebutuhan akan sesi pengisian ulang yang sering, desain daya yang memadai (level PCB) telah dikembangkan dengan konsumsi daya komponen pertama dan kemudian memungkinkan selektif kedua.

MCU firmware dan protokol komunikasi

Unit mikrokontroler memiliki dua state yang berbeda, sleep dan wake. Dalam mode sleep, unit diletakkan dalam keadaan Low Consumption dimana semua periferal eksternal dinonaktifkan , begitu juga yang internal, kecuali: timer RTCC, yang menyimpan tanggal wake; dan timer pengawas, yang membangunkan unit jika batas waktu terprogram telah terlewati (untuk mencegah kesalahan konfigurasi yang mengarah ke sesi Continous Sleep). status ini sangat dibutuhkan untuk memungkinkan waktu yang sangat lama masa pakai baterai dan kurangi jumlah sesi pengisian daya.

Testing

Tes akhir dilakukan, menciptakan skenario realistis dimana sistem akan diterapkan. Sebuah casing beton 3D printed . Seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah, casing memiliki dimensi 20 cm per sisi dan dicetak oleh sembilan lapisan beton.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, sistem yang dikembangkan memenuhi spesifikasi sesuai dengan tujuan, khususnya:

Akurasi: dibandingkan dengan pemantauan yang ada

Solusi, LCs tidak hanya mengijinkan pemasangan yang disematkan, tapi juga pengukuran langsung tegangan bagian dalam yang bekerja langsung pada sensor. Mereka tidak kemudian mengukur efek sekunder, seperti solusi sebenarnya (misal strukturnya mengalami perubahan bentuk)

Manfaat: tentang pemantauan keseluruhan

Analisis real-time dari semua parameternya membuat studi komprehensif mengenai Struktural Health Monitoring menjadi mungkin.

[Arief Dwi Yulianto]


Referensi :

Angrisani, R. Schiano Lo Moriello, F. Bonavolontà, L. Gallucci, C. Menna, D. Asprone, F. Fabbrocino 2017. An innovative embedded wireless sensor network system for the structural health monitoring of RC structures. WSN Paper Journal


Desain dan Implementasi Mobile-Care Device melalui Wireless

 Sensor Network untuk Aplikasi Healthcare


Dengan mengacu pada Kebutuhan Home Health care tentang Pasien kronis, makalah ini mengusulkan sebuah sistem perawatan mobile yang terintegrasi dengan berbagai pemantauan tanda vital, di mana semua perangkat pengukuran tanda vital adalah portabel dan memiliki kemampuan komunikasi nirkabel jarak pendek. Agar sistem lebih sesuai untuk aplikasi residensial, teknologi sensor jaringan nirkabel diperkenalkan untuk mentransmisikan tanda vital yang tertangkap Residential Gateway dengan menggunakan relay multi-hop. Kemudian Residential Gateway mengunggah data ke layanan server via Internet untuk melakukan pemantauan kondisi pasien dan pengelolaan data patologis. Selanjutnya, sistem ditambahkan adalah mekanisme alarm, dimana Mobile Care Device dapat segera mengetahui kondisi kritis pasien dan mengirim pesan peringatan ke petugas medis dan perawat untuk penyelamatan cepat.

Seiring dengan banyaknya masyarakat yang lanjut usia, isu yang penting adalah layanan kesehatan rumah jangka panjang bagi warga lanjut usia. Kemungkinan bahwa seorang warga lanjut usia menderita penyakit kronis relatif tinggi, dan karena penyakit, pasien kronis mungkin tidak dapat merawat dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari, atau kondisi pasien harus diobservasi untuk jangka Panjang

Makalah ini mengusulkan sistem perawatan mobile residensial dengan memperkenalkan konsep perawatan mobile dan teknologi jaringan sensor nirkabel (wireless sensor network / WSN), seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah

 

Keadaan Penggunaan Sistem

Pada bagian ini, keadaan penggunaan sistem dan alur kerja sistem perawatan diilustrasikan masing-masing

Contoh pasien kronis dengan penyakit jantung dan hipertensi. Dalam Kasus Penyakit Jantung Setiap saat pasien memakai kardiograf portabel. Dengan menggunakan RG dan WSN, Care Server jarak jauh secara teratur memperoleh pola Electrocardiogram pasien kardiopati (ECG) dan mendapatkan heart rate (HR) untuk mengetahui apakah pasien menderita aritmia atau heart rate variability (HRV) dan lain-lain. Kapan pun kondisi pasien menjadi kritis, Care Server akan secara otomatis memberi tahu pemberi perawatan Itu. Keadaan penggunaan sistem ditunjukkan pada Gambar Dibawah

Dalam Kasus Penyakit Jantung

(1) Care Server meminta RG untuk mengumpulkan heart rate pasien

(2) RG meminta Mobile Care device untuk menangkap heart rate pasien

(3) Mobile Care device merespons heart rate pasien tingkat ke RG.

(4) RG merespon heart rate ke  Care server.

(5) Care Server menganalisis detak jantung. Jika analisis Hasilnya menunjukkan heart rate abnormal,  Care server mengirimkan pesan peringatan untuk memberi tahu Care Provider.

(6) Care Provider segera pergi ke tempat tinggal pasien untuk memberi bantuan

Dalam kasus penyakit hipertensi

(1) Mobile care device melaporkan tekanan darah yang diukur ke RG.

(2) RG mengunggah tekanan darah terukur ke arah Care Server

(3) Pasien merasa tidak nyaman dan menekan tombol bantuan pada perangkat mobile untuk mengingatkan RG.

(4) RG mengirimkan pesan bantuan darurat ke Care provider.

(5) RG melaporkan pesan bantuan panggilan darurat ke Care Server

(6) Care Provider segera pergi ke tempat pasien untuk membantu

Gambar dibawah adalah fungsionalitas pada implementasi yang dibuat

Pada bagian ini, prototipe sistem diimplementasikan

sesuai dengan disain dan fungsi sistem perawatan mobile rumahan yang dijelaskan di atas. Pengembangan perangkat mobile ditujukan untuk pasien dengan penyakit jantung atau hipertensi, dan Gambar dibawah adalah gambar entitas perangkat.

Node sensor wireless menggunakan microcontroller ATmega128L yang dibuat oleh Atmel Corp. sebagai komponen kernel. Media komunikasi antara node adalah dengan menggunakan modul frekuensi radio shift (RF), dan komunikasi antar node dan perangkat mobile adalah dengan modul Bluetooth. Gambar dibawah menunjukkan seluruh node sensor.

Perangkat lunak yang dijalankan di RG berbasis C ++ berjalan di platform komputer pribadi (PC). Gambar dibawah menunjukkan jendela RG yang berjalan yang menampilkan detak jantung dan tekanan darah yang tertangkap.

Program back-end dijalankan di Care Server

dikembangkan oleh perangkat lunak pengembangan berbasis Windows Visual Basic yang tergabung dengan database SQL Server 2000 untuk mencatat informasi fisiologis pasien dari masing-masing RG. Selanjutnya, ketika kondisi pasien menjadi kritis, sistem server akan secara otomatis mengirimkan pesan bantuan panggilan ke penyedia layanan. Hasil yang berjalan dari platform perawatan back-end ditunjukkan pada Gambar dibawah.

Kesimpulan

Makalah ini mengusulkan sistem perawatan mobile rumahan yang memiliki kemampuan mobile. Seluruh sistem terdiri dari empat divisi utama, yaitu perangkat layanan mobile, WSN, RG dan server perawatan. Mobile Care Device bertanggung jawab untuk mengukur parameter fisiologis pasien. WSN digunakan untuk jarak transmisi data yang ekstensif. RG bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi fisiologis pasien. Dan Care Server dilengkapi dengan sistem manajemen basis data. Sistem ini mampu melakukan pemantauan jangka panjang terhadap kondisi pasien, dan dilengkapi mekanisme penyelamatan peringatan.

[Arief Dwi Yulianto]


Referensi

[1] Ren-Guey Lee , Chien-Chih Lai  , Shao-Shan Chiang , Hsin-Sheng Liu , Chun-Chang Chen , and Guan-Yu Hsieh. 2006 An innovative embedded wireless sensor network system for the structural health monitoring of RC structures. WSN Paper Journal


Traffic Control


Lampu lalu lintas adalah lampu untuk mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki, dan tempat arus lalu lintas lainnya.Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah.

Banyak tipe pengaturan lampu lalu lintas yang telah diterapkan mulai dari menggunakan sumber tenaga langsung dari PLN ada juga yang menggunakan tenaga surya sebagai upaya untuk penghematan energi. Tapi kebanyakan pengaturan lampu lalu lintas yang telah terpasang masih menggunakan kabel bawah tanah untuk mengubungkan lampu yang telah terpasang di setiap persimpangan dengan kontrol utamanya sehingga dalam pemasangannya sangat rumit karena akan membutuhkan kabel yang banyak dan panjang dan membutuhkan waktu untuk melakukan pengeboran aspal. Oleh karena itu dalam penelitian ini telah di rancang model lampu lalu lintas yang menggunkan komunikasi nirkabel untuk mengantikan kabel untuk menyalakan lampu di setiap persimpangannya.

Data sistem monitoring tegangan baterai pada lampu lalu lintas akan dikirim ke sebuah web server menggunakan thingspeak.com API (Application Programming interface), yang akan menampilkan data berupa grafik dan menyimpan secara berkala.

Kontrol utama lampu lintas bekerja dengan 2 mode, yaitu manual dengan waktu hijau ditentukan dan disimpan di memori EEPROM untuk waktu nyala setiap persimpangan bergantian, mode yang kedua adalah dengan menambahkan input kamera untuk mendeteksi kepadatan disetiap simpang untuk memberikan waktu hijau efektif.

Traffic Light Controller merupakan perangkat yang digunakan sebagai kontrol utama dalam pengaturan lampu lalu lintas baik menggunakan kabel ke setiap tiangnya maupun secara nirkabel. Dalam penelitian ini perancangan traffic light controller menggunakan mikrokontroller ATmega2560 yang dilengkapi dengan beberapa perangkat penunjang controller seperti: keypad digunakan untuk memasukkan nilai pengaturan ke dalam mikrokontroller, LCD TFT digunakan untuk menampilkan setiap pengaturan di dalam traffic light controller, RTC digunakan untuk mengambil waktu, switch input digunakan untuk mengganti mode dari traffic light controller dari mode run manual, run dari input kamera, run kedip, dan setting pengaturan lampu lalu lintas. Blok diagram dari traffic light controller keseluruhan dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.

 

Perancangan Software deteksi kendaraan menggunakan library opencv sebagai media untuk pemrosesan gambar. Dan untuk algoritma pendeteksi menggunakan haar cascade classifier yang telah ada di library opencv dan image di dapat dari hasil konversi video dari ip camera menjadi tipe MJPEG (MotionJPEG). Proses haar cascade classifier merupakan proses membandingkan input gambar yang masuk dengan database gambar yang telah di lakukan learning, apabila nilai input gambar diatas nilai dari threshold yang telah ditentukan maka gambar akan ditandai dengan rectangular dan ditentukan sebagai kendaraan, dan apabila nilai di bawah nilai threshold maka gambar input bukan merupakan kendaraan jadi tidak di tandai.

Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian sistem dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Xbee-pro dengan frekuensi 2.4 Ghz dapat digunakan sebagai media komunikasi nirkabel untuk mengirimkan data kondisi lampu lalu lintas di setiap persimpangan dengan menggunakan topologi point to multi point, dengan pengujian line of sight atau tanpa halangan di kondisi outdor xbee dengan pengujian maksimal jarak 100 meter data tidak ada yang hilang, dengan penambahan exsternal antena omnidirectional dapat mempengaruhi proses komunikasi menjadi lebih jauh lagi dan lebih reliable,  dalam proses  pengiriman xbee membuthkan konsumsi arus yang bertambah dari pada saat kondisi idle yaitu saat jarak komunikasi 100 meter arus yang di konsumsi adalah 140mA. Pembacaan ADC ESP8266 untuk pengukuran nilai tegangan baterai solar cell dapat di lakukan dengan menambahakan rangkaian pembagi tegangan terlebih dahulu. Dengan error pembacaan tegangan dengan pengukuran menggunakan multimeter adalah dibawah 1%. Traffic light controller dapat digunakan sebagai media kontrol lampu lalu lintas baik secara skuensial (manual) dan otomatis dengan input camera. Penggunaan algoritma haar cascade classifier untuk mendeteksi ada atau tidaknya kendaraan dan menghitung banyak kendaraan dapat digunakan dengan error pembacaan saat kondisi antrian adalah mencapai 45% untuk input gambar statis. Dan saat kondisi tidak dalam antrian memiliki error 14% untuk input gambar statis.

[Biyan Ilham Akbar]


Referensi : Nanang Warihandoko, Muhammad Rivai, dan Tasripan. “Pengaturan Lampu Lalu Lintas Secara Nirkabel Bertenaga Surya”, Fakultas Teknologi Industri, Jurnal Teknik ITS Vol. 5, 2016



Pipeline Monitoring


Air merupakan salah satu kebutuhan utama   bagi   kelangsungan   hidup   manusia. Oleh karena itu pentingnya pemeliharaan dan pengolahan pendistribusian air, salah satu cara memelihara penggunaan air adalah dengan memastikan pendistribusian air tidak mengalami kendala seperti kehilangan air atau kebocoran. Contoh kasus kehilangan seperti yang terjadi   pada   pipa   pendistribusian   PDAM. Begitu juga dengan kasus kebocoran yang terjadi di tempat-tempat perindustrian atau perhotelan,  penanganan  kebocoran  pipa dengan cepat sangat penting untuk dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari kebocoran pipa. Untuk menekan angka kebocoran air bersih di daerah distribusi, perlu adanya pengecekan langsung ke daerah distribusi secara rutin oleh petugas terkait. Pengecekan dengan cara manual ini kurang efektif dan belum dapat mendeteksi adanya kerusakan secara dini untuk dilakukan penanganan kebocoran dengan cepat. Maka dari itu, dibutuhkan sistem pemantau otomatis untuk mempersingkat waktu dan dapat menginformasikan adanya kebocoran agar pihak terkait dapat menindaklanjuti informasi tersebut.

Pemantauan  kondisi  suatu  aset dengan tujuan mengidentifikasi adanya isu potensial yang akan terjadi pada umumnya menggunakan   sistem  Wireless  Sensor Network (WSN). Manfaat dari penggunaan sistem pemantauan menggunakan WSN seperti efisiensi dalam hal regulasi pemeliharaan dan pengadaan infrastruktur distribusi. Dilakukan perancangan   dan analisis prototipe sistem pemantauan    yang     menerapkan     Warning System dengan menggunakan sistem WSN. Sistem pemantauan ini digunakan untuk mendeteksi  terjadinya  kebocoran  pipa distribusi air.

Terdapat 2 macam pengujian, yaitu :

  • Pengujian pola  kebocoran  berdasarkan data  laju  debit  air  dengan  sudut kebocoran 90o   .  dengan acuan  jaringan pipa pada Gambar dibawah ini

 

  • Pengujian besar    titik    kebocoran dengan  sudut  pembukaan  20o,  30o, 40o, 50o,dan 60o.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa skenario     pengujian     sistem     pemantauan kebocoran   pada   pipa   distribusi   air,   dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Prototipe sistem pemantau kebocoran pipa distribusi air dengan menggunakan platform komunikasi   M2M   OpenMTC dan jaringan Zigbee dapat dijadikan solusi alternatif dalam mengamati keadaan pipa distribusi air dan telah memenuhi kebutuhan  sistem  deteksi  kebocoran seperti mendeteksi adanya kebocoran, mendeteksi besar kebocoran, banyak kebocoran dan letak kebocoran.
  2. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis performansi sistem dalam mendeteksi adanya kebocoran,  didapat  hasil sebagai berikut :
  3. Untuk optimasi   deteksi   kebocoran, sensor diletakkan di awal jaringan dan di masing-masing ujung percabangan.
  4. Adanya kebocoran   ditandai   dengan peningkatan nilai  debit air pada sensor yang letaknya berada di awal jaringan   Damage  Detection  in  Water  Pipelines pipa masuknya air dan penurunan nilai  Using Wireless Sensor Networks,” IEEE, debit  air  pada  sensor  yang  letaknya berada di jaringan yang  sama dengan titik kebocoran.

[Biyan Ilham Akbar]


Referensi : Tetty Syamei Rianinda, Maman Abdurohman, dan Novian Anggis S, “Perancangan Prototipe Sistem Pemantau Kebocoran Pada Pipa Distribusi Air Menggunakan Protokol Zigbee/Ieee 802.15.4 Dan Platform M2m”, e-Proceeding of Engineering, Vol.2, 2015


Agriculture



Tanaman, secara otomotis dipantau pertumbuhannya dengan sistem yang menggunakan sensor nirkabel (sensor tanpa kabel/kawat). Sistem pemantauan tanaman ini dapat mengontrol kadar air, energi dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan mengukur nilai suhu, tekanan, dan kelembaban di sekitar tanaman.

Sistem yang dilakukan pada greenhouse ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :

  • Sistem pengukuran
    sensor yang digunakan adalah sensor suhu LM35, sensor tekanan ASDX-015A24R, dan sensor kelembaban HS1101. Sensor akan mengukur nilai parameter tanaman yaitu suhu, tekanan, dan kelembaban di sekitar tanaman. Sensor suhu akan menghasilkan tegangan, sensor tekanan dan sensor kelembaban, outputnya adalah frekuensi pulsa yang dapat dilihat menggunakan osiloskop digital. Bagaimana kita mengetahui nilai suhu, tekanan dan kelembabannya dari data analog tersebut? yaitu dengan cara melihat tabel hubungan antara tegangan dan suhu, hubungan frekuensi pulsa dan tekanan, hubungan frekuensi pulsa dengan kelembaban, yang tercantum pada datasheet sensor masing-masing.
  • Sistem informasi
    bagian akuisisi data berperan untuk mengolah data fisik tanaman tersebut menjadi data yang siap untuk dikirim ke pusat pengolahan data untuk dilakukan proses penyimpanan dan analisis.
  • Sistem pengolah data
    pengolah data menggunakan Mikrokontroler ATMega128, sedangkan modul transceiver RF yang digunakan adalah Chipcon CC1100 yang bekerja pada frekuensi 433 MHz.

Jaringan sensor nirkabel (JSN) untuk aplikasi greenhouse ini terdiri dari empat node sensor dalam topologi klaster dengan susunan : 1 kepala klaster dan 3 node sensor, terdistribusi dan terhubung tanpa kabel pada topologi jaringan greenhouse, serta perangkat lunak berupa protokol MAC berbasis TDMA. Keempat node sensor ini berfungsi untuk berbagi informasi antar node, yang dihubungkan dengan bridge node. Node sensor pada physical layer dan protokol Medium Access Control (MAC) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) pada data link layer. JSN ini menggunakan pendekatan cross-layer, yang artinya proses perancangan tidak hanya terfokus pada satu layer protocol layer saja namun keseluruhan layer secara komprehensif.

Gambaran mengenai empat node sensor pada greenhouse ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Cara kerjanya adalah keempat node sensor akan mengirimkan data parameter tanaman (yaitu suhu, tekanan dan kelembaban yang masih berupa tegangan) ke base station melalui bridge node nya dengan menggunakan RF Transceiver 433 MHz, seperti pada gambar di atas itu. Kemudian dari base station ini data dikirim secara nirkabel ke mikrokontroler untuk diproses, lalu dikirim secara serial ke komputer dan data dapat dilihat pada hyperterminal.

Dengan cara ini, para petani dapat mengetahui kondisi tanamannya secara real time dan kapan saja tanpa perlu mengukurnya sendiri. Jadi, diharapkan tanaman akan selalu sehat karena diperhatikan setiap hari, lalu produksi dan kualitasnya akan meningkat.

[Biyan Ilham Akbar]


Reference : “Ndoware”, 2008. [Online]. Available : http://ndoware.com/sistem-pemantauan-tanaman-berbasis-jaringan-sensor-nirkabel.html. [Diakses 27 Januari 2018]



Aplikasi Magma Indonesia


Aplikasi Magma Indonesia merupakan sebuah aplikasi mobile pertama di dunia yang menyajikan informasi official kebencanaan geologi terintegrasi dalam satu jendela dan dapat diakses secara real time.

MAGMA (Multiplatform Application for Geoharzand Mitigation and Assessment) menggunakan teknologi berbasis open-source dan merupakan produk yang berisikan informasi dan rekomendasi kebencanaan geologi terintegrasi (gunungapi, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah) yang diciptakan untuk masyarakat secara kuasirealtime dan interaktif.

Aplikasi ini diciptakan oleh Badan Geologi melalui pusat Vulkanikologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak tahun 2015. Meskipun usia relatif masih muda, aplikasi MAGMA Indonesia telah mendapat pengakuan dari dalam dan luar negeri, serta telah meraih beberapa meraih prestasi nasional. Pada tahun 2016 meraih peringkat satu Innovation Award tingkat Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Pada tahun 2017 berhasil masuk 40 terbaik dan masuk 20 invovasi terbaik Pelayanan publik 2014 – 2017 untuk mengikuti Inovasi Pelayanan Publik Internasional, November 2017 di Paris.

Tampilan menu Aplikasi MAGMA Indonesia versi android

Berikut pelayanan publik yang disediakan dalam aplikasi MAGMA Indonesia :

  1. Informasi aktifitas gunungapi
  2. Informasi abu vulkanik
  3. Peta kawasan rawan bencana
  4. Informasi kejadian gerakan tanah
  5. Informasi kejadian gempa bumi
  6. Press Realease
  7. Community reporting system

Pembangunan aplikasi MAGMA ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui Kementrian ESDM. Kepedulian pemerintah sangat terasa setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami Aceh Desember 2004 , pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penanggulangan Kebencanaan Nomor 24 Tahun 2007.

Tampilan Aplikasi MAGMA Indonesia versi website

Sistem Aplikasi MAGMA Indonesia memiliki tujuh keunggulan :

  1. Satu jendela padat informasi dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru
  2. Paperles, cepat dan informasi yang up to date
  3. Mudah diakses kapan saja dan dimana saja via website atau aplikasi android
  4. Dibangun secara mandiri 100% oleh PNS PVMBG
  5. Data diolah otomatis untuk kemudian disajikan kepada masyarakat secara kuasi realtime
  6. VONA- Sistem peringatan dini untuk keselamatan penerbangan ketika terjadi letusan gunungapi
  7. Mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pelaporan bencana.

[Fauzy Alfy A ]


Source : Aplikasi Magma PVMBG.2017. http://www.kodesjabar.com/2017/09/sosialsasi-aplikasi-magma-indonesia.html


Aplikasi Teknologi Geolistrik Kombinasi Geoscanner 


Aplikasi Teknologi Geolistrik Kombinasi Geoscanner untuk Eksplorasi SDA dan Pekerjaan Sipil. Geolistrik merupakan metode untuk mengetahui susunan, kedalaman dan penyebaran lapisan bawah permukaan   dari titik pendugaan berdasarkan harga tahanan jenis.

– Prinsip metode ini didasarkan sifat-sifat kelistrikan batuan

– Sifat kelistrikan ini tergantung terutama pada kandungan air, kekompakan, kekerasan dan besar butir batuan (Erdelyi, 1988).

Geoscanner berfungsi untuk memperbanyak jumlah elektroda yang dihubungkan ke geolistrik 2 D.

Manfaat geoscanner :

  • Jumlah data yang diperoleh lebih banyak, lebih detil, mempersingkat waktu, menghemat biaya operasional, lebih dalam sampai 300m.

Aplikasi kombinasi  Geolistrik dan  Geoscanner

  • Eksplorasi sumber daya mineral (bahan tambang)
  • Eksplorasi gambut dan batubara
  • Eksplorasi sumber daya air
  • Intrusi air laut
  • Eksplorasi goa bawah tanah
  • Deteksi kebocoran pipa air, gas, minyak bawah tanah
  • Melacak pencemaran bawah tanah.

[Fauzy Alfy  A]


Source : E, Rudy. 2015. Aplikasi Teknologi Geolistrik Kombinasi Geoscanner Untuk Eksplorasi Sda Dan Pekerjaan Sipil Geolistrik. https://dokumen.tips/documents/geoscanner-bali.html


 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *